Analisis Peta Kekuatan Cagub Jabar 2013-2018

Analisis Peta Kekuatan Cagub Jabar 2013-2018
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhpM5qiiQwpYN0fuybtXNzuX4SC8JyoldfLoXDXwRrbBP7W8XOSsVB06QDf4V2pfTt6TOQn59CKOlvy_8iVmVNriM0hyhpnO3nNIZSq8N51l_Ql5UvAkGIzcULyQQJ1hOGsBl6JKNRA3X0/s72-c/CALON+CAGUB+JABAR2.jpg
Ada lima pasang cagub/cawagub yang mendaftar pada Pilgub Jabar, berikut ulasan singkatnya 

1. Ahmad Heryawan – Deddy Mizwar Aher adalah calon petahana, hal ini menguntungkan dari segi popularitas. Masyarakat sudah tahu siapa dia. Namun berdasarkan survei yang dilakukan Jaringan Suara Indonesia (JSI) pada periode Juli-Agustus 2012, tingkat kepuasan masyarakat Jawa Barat terhadap kinerja Gubernur Jawa Barat hanya 50%. Sedangkan idealnya nilai kepuasan kepala daerah yang akan maju kembali adalah sekitar 85%. 

Pasangannya, Deddy Mizwar dikenal sebagai selebriti agamis dan nasionalis. Nama ini diklaim sebagai nama yang memiliki popularitas dan elektabilitas tinggi sebagai wakil gubernur dalam survei internal partai pengusung. Karir politik Deddy Mizwar salah satunya adalah ketika dia maju sebagai calon wakil presiden dari jalur independen, sebelum dia sempat akan menjadi Wakil Jokowi pada Pilgub DKI. 

2. Dede Yusuf – Lex Laksamana. Dede Yusuf adalah wakil Aher pada pilgub Jabar 2008. Kali ini mereka berpisah dan saling bersaing menjadi Jabar 1. Elektabilitas Dede Yusuf adalah yang paling tinggi berdasarkan Survei LSID yang dilakukan pada Bulan Oktober 2012 Dede Yusuf Unggl 31,5%. Hal ini bisa jadi karena Dede Yusuf sudah dikenal oleh masyarakat. Juga ada hubungannya dengan tingkat kepuasan masyarakat akan kinerja Gubernur Jabar, sehingga masyarakat bisa jadi melihat wakil gubernur sebagai orang yang pas menempati posisi gubernur. 

Lex Laksamana adalah mantan Sekretaris Daerah Jabar di masa pemerintahan Aher. Lex memiliki pengalaman panjang dalam mengurus birokrasi di Jawa Barat. Partai pengusung menganggap peran Lex akan sangat membantu Dede dalam hal penguasaan terhadap birokrasi. 

3. Rieke Diah Pitaloka – Teten Masduki. Elektabilitas Rieke Diah Pitaloka melonjak drastis sejak survei Januari hingga Oktober 2012. Pada Januari 2012 Rieke mendapat presentase 4,1%. Pada Oktober menjadi 13,1%. Hal ini bisa jadi karena dia telah mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pilgub Jabar 2013. Rieke dikenal sebagai pejuang pemberdayaan perempuan dan pemenuhan hak kaum buruh. Karirnya sebagai anggota DPR menjadi modal Rieke dalam Pilgub Jabar ini. 

Teten Masduki memiliki polularitas di media massa walaupun belum sampai hingga grass root. Teten dikenal sebagai aktivis antikorupsi, dia mendapat beberapa penghargaan atas aktivitasnya ini. Saat ini dia aktif dalam ICW. Sebelumnya dia merupakan aktivis dalam memperjuangkan hak kaum buruh. 

4. Irianto “Yance” Mahfudz Syafiuddin – Tatang Farhanul Hakim. Yance, Walaupun elektabilitasnya masih di bawah calon lainnya tetapi memiliki pendukung fanatik. Yance dianggap sebagai sosok yang mewakili Jawa Barat bagian Utara. Mantan Bupati Indramayu selama dua periode ini adalah calon yang paling awal mendeklarasikan keikutsertaannya dalam Pilgub Jabar. 

Begitu pula dengan Tatang yang merupakan mantan Bupati Tasikmalaya selama dua periode. Tatang dianggap sebagai perwakilan masyarakat Jawa Barat bagian Selatan. Tim ini mengandalkan strategi geopolitik dalam menghadapi arus selebriti dalam Pilgub Jabar. Pengalaman Yance dan Tatang dalam memimpin Indramayu dan Tasikmalaya menjadi modal mereka dalam bertarung di Pilgub Jabar. 

5. Dikdik Maulana Arief Mansur – Cecep Toyib. Diikdik adalah calon gubernur melalui jalur independen, tanpa dukungan partai politik. Dikdik merupakan lulusan Akademi Polisi tahun 1978 dan meraih gelar doktor hukum pada tahun 2011 dari Universitas Padjajaran, Bandung. Dia berkarir sebagai polisi hingga terakhir dia menjabat sebagai Kapolda Sumatera Selatan. 

Didampingi oleh Cecep Toyib, yang merupakan seorang birokrat dari Indramayu. Pengalaman sebagai Sekda Indramayu dan kepala dinas di Kabupaten Indramayu menjadi modal dia dalam bertarung di Pilgub Jabar. Dari segi elektabilitas, pasangan ini tergolong masih rendah. Diperlukan kerja keras untuk mendapat dukungan masyarakat. Jika di DKI ada Faisal Basri, di Jawa Barat perjuangan mereka akan lebih besar mengingat luas wilayah Jawa Barat yang lebih dari DKI. 

Dari kelima pasang bakal calon yang akan bertarung dalam Pilgub Jabar 2013, Pasangan Aher-Deddy, Dede-Lex, dan Rieke-Teten diperkirakan akan bersaing ketat, dengan berbagai alasan, baik pengalaman birokrasi dan dunia politik, popularitas, serta elektabilitas. 

Hal ini juga senada berdasarkan survei sementara mengenai elektabilitas cagub/cawagub. Yance-Tatang mungkin akan menjadi pasangan kuda hitam yang mengejutkan dengan strategi keterwakilan masyarakat Utara dan Selatannya, mengingat pendukungnya yang mengakar di grass root. 

Bagi peserta independan berkaca pada Pilgub DKI, pasangan jalur independen belum dapat berbicara banyak dalam pentas Pilgub. Gagasan calon independen yang identik lepas dari pengaruh kepentingan politik, menjadi hal yang ditunggu. Pasangan Dikdik-Cecep perlu bekerja militan dalam hal ini juga menarik perhatian masyarakat Jawa Barat. 

Sumber diberbagai Media 
Editor : Wani Sailan

Related product you might see:

Share this product :
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Grafika Pendidikan - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger